Header Ads

ads header

Astila: Karena Aku Aktif di IPPNU



 Sd
Sumber: kartun.co


Pagi yang indah. Udara sejuk nun damai memurnikan pikiranku. Matahari menampakkan wajahnya dengan senyum yang menghangatkan. Burung-burung mulai terbang keluar dari sarangnya untuk mencari makan atau pun hanya sekedar menghirup udara segar. Dan, para petani memulai harinya menuju ladang masing-masing. Lantas, aku telah siap berangkat ke sekolah SD Baik Hati.

"Mak, aku berangkat," kataku sambil berjalan menuju Emakku berdiri.

Seperti biasanya, aku sungkem kepada Emak dan kucium tangannya. Itulah tradisi di kampungku bagi setiap anak yang mau berangkat sekolah. Tradisi sungkem dengan mencium tangan orang tua ini, kata guruku, adalah untuk mendidik kami agar menjadi manusia yang memiliki rasa menghormati kepada orang yang lebih sepuh, khususnya kepada bapak dan Emak masing-masing.

Setelah kucium tangan Emak, kemudian aku mengucapkan salam dan berangkat ke sekolah. Sejak bapakku meninggal, dua tahun yang lalu, Emak-lah yang menjadi tulang punggung keluarga. Aku memiliki dua saudara. Aku adalah anak kedua. Kakakku laki-laki, tapi dia telah meninggal sejak kecil, sebab penyakit yang sampai saat ini tak ku ketahui. Sedangkan Wiryo adalah anak ketiga. Usianya masih 4 tahun. Setiap pagi, sebelum aku berangkat sekolah, akulah yang menjaga dan memomongnya.

"Assalamu'alaikum warohmatullahi wa barokatuh," Bu Dela memulai kelas pada pagi hari ini.

"Wa'alaikumussalam warohmatullahi wabarokatuh," kami satu kelas kompak menjawab salam beliau.

Bu Dela adalah guru yang sangat menyenangkan bagiku, bahkan teman-temanku juga bilang begitu. Walau pun kami adalah anak-anak desa yang berada dalam kategori kelas menengah ke bawah, beliau tetap optimis bahwa kami akan menjadi orang yang sukses di masa yang akan datang. Setiap kali beliau mengajar, beliau selalu memotivasi kami dengan berbagai kisah inspiratif.

"Untuk hari ini," kata Bu Dela, "silahkan kalian siapkan satu lembar kertas, dan tulislah harapan atau cita-cita kalian di masa yang akan datang. Tulis juga kata-kata yang memotivasi diri kalian, untuk mencapai cita-cita tersebut!" lanjut Bu Guru yang berusia 36 tahun tersebut.

Dengan senang hati, aku pun menuliskan cita-citaku dalam secarik kertas yang ku sobek dari bukuku. Setelah lima menit, kami semua dimohon mengumpulkan kertas itu oleh Bu Dela.

"Catatan ini nanti akan Ibu bawa pulang. Sekarang, marilah kita bersama-sama berdoa agar semua harapan kita diridhoi dan dikabulkan oleh Allah Swt." kata Bu Dela.

Kemudian beliau memimpin doa dengan bahasa arab yang tak bisa kupahami apa artinya. Yang jelas, doa itu pasti dimaksudkan agar kami, murid-muridnya, kelak bisa menjadi anak yang shaleh-shalehah, dan bermanfaat bagi agama, nusa, dan bangsa.

*****

"Astila," aku mendengar suara yang tidak asing memanggil namaku.

"Oh.. Bu Dela! Assalamu'alaikum, Bu!" kataku

Ternyata benar, yang memanggilku tadi adalah Bu Dela; guru yang mengajariku untuk terus berjuang pantang menyerah sejak kelas 4 hingga kelas 6 sekolah dasar di SD Baik Hati dulu, sekitar 30 tahun yang lalu. Kini beliau tampak semakin tua, kemungkinan kini usia beliau sekitar 66 tahun. Setelah lama tak jumpa, kini aku sangat senang bisa bertemu dengan beliau. Bertemu di sebuah rumah makan di Kertosono.

"Apa kabar, Bu?"

"Alhamdulillah, Ibu baik-baik saja, Astila. Kamu sekarang bagaimana kabarnya? Kata orang-orang, kamu sekarang udah membangun sekolah di Bandung. Benarkah itu?"

"Iya, Bu. Itu semua berkat pangestunipun Jenengan!"

"Dan, kamu juga telah selesai kuliah S3 di Washington University?"

"Iya, Bu. Alhamdulillah, karena aku aktif di IPPNU dan menguasai bahasa Inggris yang sangat baik, aku dapat rekomendasi dari salah satu pengurus PBNU untuk kuliah di Washington University dengan beasiswa LPDP,"

"Syukurlah. Ibu ikut senang mendengarnya. Ibu masih ingat banget dengan apa yang telah kamu tuliskan dalam selembar kertas di kelas 4 dulu. Kini akhirnya kamu bisa mencapai cita-citamu itu, Astila," kata Bu Dela, "Selamat! Semoga hidupmu diberi keberkahan oleh Allah Saw." lanjut beliau.

______________________________________________________________
Berikut catatan Astila waktu kelas 4 dulu:

Nama : Astila Milati
Cita-cita dan Harapan: Aku ingin memberangkatkan umroh/haji Emakku, dan aku ingin  membangun sebuah sekolahan mulai dari SD, SMP, hingga SMA agar aku bisa membantu anak-anak dari keluarga tidak mampu agar bisa menikmati bangku sekolah. Selain itu, aku juga berharap agar bisa sekolah setinggi mungkin agar wawasanku seluas samudera.
Motto: "Kaum Muda! Yang kita butuhkan adalah orang-orang yang mampu memimpikan sesuatu yang tak pernah diimpikan siapapun!" [John F. Kennedy, Presiden Amerika paling masyhur!]

No comments

Powered by Blogger.