Header Ads

ads header

Lima Puisi Cinta WS Rendra yang Legendaris

sumber gambar: www.qureta.com

1. Permintaan

Wahai, rembulan yang bundar
jenguklah jendela kekasihku!

Ia tidur sendirian
hanya berteman hati yang rindu


2. Rambut

Rambut kekasihku
sangat indah dan panjang
Katanya,
rambut itu untuk menjerat hatiku


3. Kangen

Pohon cemara dari jauh
membayangkan panjang rambutnya
maka aku pun kangen kekasihku


4. Kami Berdua

Karena sekolah kami belum selesai
kami berdua berlum dikawinkan.
Tetap, di dalam jiwa
anak cucu kami sudah banya.

5. Kegemarannya

Pacarku gemar
mendengar aku mendongeng.
Dalam mendongeng selalu kusindirkan
bahwa aku sangat mencintainya.



Karya : WS Rendra


______________________
Biografi Singkat WS Rendra

W.S. Rendra (lahir 7 November 1935, wafat 6 Agustus 2009dikenal sebagai sastrawan ternama yang mendapat julukan 'si Burung Merak'. Nama aslinya ialah Willibrordus Surendra Broto Rendra. Kabarnya, inisial W.S berubah menjadi Wahyu Sulaiman, setelah Rendra menjadi seorang muslim. Ia menjadi muallaf yang memeluk Islam ketika menikahi istrinya yang kedua.

Pria ini mulai mengenal sastra
ketika kuliah di Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta. Rendra aktif menulis ratusan esai dan cerpen di berbagai majalah, ia juga menciptakan lagu dan puisi.

Bakat sastra
Si Burung Merak ini sudah mulai terlihat ketika ia masih duduk di bangku SMP. Saat itu ia menunjukkan kemampuannya dengan menulis cerita pendek, drama, dan puisi untuk berbagai kegiatan sekolah. Ia juga mementaskan beberapa drama karyanya dan tampil sebagai pembaca puisi yang sangat lihai dan berbakat.

Pertama kali Puisi Rendra berhasil dipublikasikan ke media massa ialah pada tahun 1952 di majalah Siasat. Kemudian, sajak-sajaknya lancar mengalir muncul di majalah lain, terutama majalah era 60-an hingga 70-an, seperti Konfrontasi, Kisah, Basis, Seni, dan Siasat Baru. Selain di dalam negeri, karya-karya Rendra juga terkenal di luar negeri. Banyak karyanya yang sudah diterjemahkan ke dalam bahasa asing, di antaranya bahasa India, Inggris, Jerman, Belanda, dan Jepang.

P
enyair asal Solo ini juga aktif mengikuti berbagai festival di negara-negara lain, antara lain: tahun 1971 dan 1979 menggikuti The Rotterdam International Poetry Festival; tahun 1985 di kegiatan Berliner Horizonte Festival, Berlin; kemudian 1985 unjuk kemampuan pada The Valmiki International Poetry Festival, New Delhi; tahun 1988 ikut The First New York Festival Of the Arts; di tahun 1989 ia iku Spoleto Festival, Melbourne, Vagarth World Poetry Festival, Bhopal; World Poetry Festival, Kuala Lumpur tahun 1992; dan tahun 1995 ia mengikuti Festival di Tokyo.

Rendra sempat me
rasakan pendidikan di Amerika pada tahun 1964-1967. Sepulangnya dari Amerika Serikat, Rendra sempat mendirikan Bengkel Teater di Yogyakarta pada tahun 1967 dan juga Bengkel Teater Rendra di Depok. Ia juga aktif membintangi sejumlah pertunjukan teater, yang di antaranya adalah Mastodon dan Burung Kondor, SEKDA, Hamlet, Macbeth, Orang-orang di Tikungan Jalan, Oedipus Sang Raja, Kasidah Barzanji dan Perang Troya Tidak Akan Meletus.

Prof. A. Teeuw, di dalam karyanya yang berjudul Sastra Indonesia Modern II ditulis tahun 1989, mengatakan bahwa dalam konteks khas sejarah kesusastraan Indonesia modern, Si Burung Merak ini
 tidak termasuk ke dalam salah satu angkatan atau kelompok seperti Angkatan 45, Angkatan 60-an, atau Angkatan 70-an. Dari karya-karya WS Rendra terlihat bahwa ia mempunyai sesuatu yang unik, yakni kepribadian dan kebebasan sendiri.

Rendra tutup usia pada 6 Agustus 2009. Tokoh legendaris ini meninggal setelah sebelumnya sempat dirawat di Rumah Sakit Harapan Kita dan Rumah Sakit Mitra Keluarga, Depok, akibat dari penyakit komplikasi.

___________
Sumber : 

No comments

Powered by Blogger.