Header Ads

ads header

Selamat Hari Santri


Selamat Hari Santri






Seorang lelaki muda, sarung coklat tua
Duduk di tepi Brantas, airnya deras
Dicobanya membuka secarik kertas
Ia ingin tulis kebanggaan dan syukur sebagai santri

Angannya melambung
Untuk para pemuda bersarung
Yang berlari di antara kilatan peluru bedil
Di tangan mereka bambu-bambu keberanian
Teriakan takbir menggema memenuhi tanah air

Senyum lelaki itu merekah
Ia bangga, bersyukur dan memuji-muji Tuhannya
Mulailah ditulisnya kebanggaan untuk santri masa kini

Tunggu...
Ia menyerngitkan dahi
Hendak menulis apa untuk santri kini?
Santri yang mana?

Akankah untuk para pemuda berpeci yang jarang mengaji
Lebih suka berjam-jam di warung kopi

Ataukah untuk pemuda bersarung
Yang berani menghina Kiai dan keturunan Nabi

Atau
Pemuda berlogo santri
Yang lebih suka selfie
Daripada berbakti untuk jam'iyyah para sufi

Santri yang mana?

Ia kembali bingung menatap mendung
Diingatnya ketika ia dulu membaca nadhom Imrithi
Seingatnya...
Ia dan kawan serangkaian
Tak pernah pergi mengetuk pintu-pintu penguasa
Berharap mendapat iba dan sesuatunya

Tak terasa air matanya menetes
Gumamnya
Santri yang mana??

Namun tangannya tetap tergerak
Hatinya berdoa dan bertawassul kepada Kiainya
Tulisnya padat:
"Selamat Hari Santri"


 Nganjuk, 10 Oktober 2017

Penulis: Wahyu Irvana
Alumni Sekjend Dewan Perwakilan Mahasiswa 
dan Ketua UKM Kajian Ilmiah El-Fikr  
Serta Purnawirawan Komandan DKC CBP IPNU Kab. Nganjuk 

No comments

Powered by Blogger.